counter

Selasa, 19 Mei 2020

Kesimpulan Sharing Session tentang Demam Covid-19 atau Demam Panggung

“Kesimpulan Sharing Session tentang Demam Covid-19 atau Demam Panggung”


  Keluarga Mahasiswa Buddhis Palembang (KMBP) pada hari minggu tanggal 3 Mei 2020 mengadakan sharing session secara online melalui Live Instagram dengan tema “Demam Covid-19 atau Demam Panggung”. Sharing Session dipandu oleh Ferdi Kawi dengan narasumber dari kota Jambi yang bernama Suwandi Nirmana. Tujuan KMBP mengadakan sharing session ini adalah untuk mengisi waktu luang di tengah pandemi virus Covid-19, menambah wawasan dan pengetahuan mengenai public speaking.

     Sebagian orang mungkin lebih takut pada saat berbicara di depan umum (demam panggung) dari pada demam Covid-19, mengapa? Demam panggung membuat mental menjadi gugup dan tidak berani untuk berbicara di depan umum. Kenapa kita harus belajar public speaking? Padahal kita tidak mau menjadi public speaker atau master of ceremony (MC). Untuk menjadi seorang pemimpin atau leader kita harus menguasai ilmu komunikasi yaitu public speaking dimana public speaking bukan hanya mengajarkan ilmu dasar tentang berbicara di depan umum tetapi juga cara yang dibutuhkan untuk mencapai suatu kata yaitu “sukses”. Jika ingin belajar public speaking, kuncinya adalah harus konsisten untuk terus berlatih.

   Dalam opening public speaking, terdapat berbagai macam faktor yang mempengaruhi agar opening dapat menghipnoptis audience. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah faktor suara (vocal) yang powerfull,  faktor musik supaya audience terbawa suasana dan faktor ekspresi (body language) yang semangat dan bergairah. Selain itu, cara agar materi yang dipresentasikan tetap diingat oleh audience sampai di rumah adalah dengan merangkum closing acara dengan unik dan menarik, seperti diakhiri dengan sebuah cerita, renungan atau singkatan yang mudah diingat.

     Di masa pandemi Covid-19 ini, kita bisa melakukan hal produktif dengan mulai memberanikan diri untuk belajar atau menyalurkan hobi public speaking. Cobalah untuk jangan berfokus pada sesuatu yang tidak bisa kita kendalikan, tetapi fokus pada diri sendiri dan apa yang bisa kita kendalikan. Dalam sharing session kali ini, dibuka kesempatan untuk bertanya dengan saudara Suwandi. Berikut beberapa pertanyaan yang diajukan:

· Dari @Weiliem Abubakar: Selain bercerita, adakah teknik lain yang berkesan untuk closing?
ü Selain bercerita kita dapat melakukan teknik penutupan dengan melakukan perenungan, dimana perenungan dapat masuk ke dalam hati atau mental audience. Tetapi ada resiko tersendiri yakni kita harus menguasai materi perenungan tersebut. Perenungan identik dengan suasana yang sedih atau mellow, yang mampu membuat audience terhipnotis sehingga suasana menjadi fokus.

· Dari @Mariacha_: Bagaimana caranya agar ketika berbicara tidak garing?
ü Kita harus tau siapa audience dan menyesuaikan gaya bicara terhadap audience tersebut. Contohnya: berbicara dengan anak sekolah minggu tentunya berbeda ketika menjadi MC saat acara pernikahan.

· Dari @Heriyansyahputra: Alhamdulillah gak demam Covid dan nggak demam panggung, tapi dengan adanya Covid nggak bisa manggung, gimana dong?
ü Terus berdoa agar pandemi cepat berlalu dan aktivitas manggung bisa disalurkan lewat live streaming di media sosial.

· Dari @Ferdikawi: Bagaimana cara terlihat berwibawa dan elegan ketika tampil di atas panggung?
ü Kita harus memperhatikan penampilan serta attitude agar siap berjumpa dengan orang lain. Hal ini dikarenakan attitude dapat membentuk sebuah karisma. Atittude akan terlatih seiring meningkatnya kebiasaan dan pengalaman untuk tampil di atas panggung. Orang melihat kita, 3 detik di awal dari penampilan. Ketika penampilan terlihat menarik, maka orang lain akan tertarik melihat diri kita. Kita bisa memperbaiki penampilan dengan berolahraga, nge-gym dan memperbanyak asupan makanan sehat.

· Dari @Nuckeaurelia: Bagaimana cara mengatasi nge-blank saat berbicara di atas panggung?
ü Mengingat nilai poin tentang hal yang ingin disampaikan lebih baik daripada menghafal. Sebelum tampil ada baiknya untuk melakukan pemanasan terlebih dahulu.

· Dari @Sheilamitha dan @fandi_san99: Bagaimana cara membawakan materi agar tetap menarik, hidup, interaktif, meriah dan membuat audience tidak bosan mendengarkan apa yang kita sampaikan?
ü Hal pertama adalah merasa percaya terhadap diri sendiri dan menargetkan agar audience fokus terhadap apa yang kita bicarakan. Kemudian belajarlah teknik opening yang baik dengan menggunakan material tertentu seperti uang, untuk bercerita atau memusatkan perhatian.

· Dari @Harrymargatama: Bagaimana cara mengatur presentasi kita supaya lebih interaktif?
ü Komunikasi sebaiknya terjadi dua arah, tetapi banyak public speaker yang menganggap dirinya paling pintar. Hal inilah yang membuat diskusi menjadi membosankan karena topik pembicaraan hanya seputar diri si pembicara. Saat presentasi, usahakan kita melibatkan audience dalam presentasi kita, misalnya dengan memberikan pertanyaan atau hal lain yang memancing respon audience.

     Sebagai closing statement, saudara Suwandi menghimbau kita untuk tetap fokus kepada sesuatu yang bisa kita kendalikan. Dalam dunia public speaking pun, kita tidak bisa mengendalikan audience. Jangan berharap untuk bisa mengendalikan mereka dan fokuslah kepada apa yang bisa diri sendiri lakukan. Ingat selalu kalimat “bisa karena terbiasa” karena yang paling penting adalah kebiasaan. Untuk melatih public speaking, teman-teman bisa melatih diri untuk berbicara sendiri saat waktu luang. Teruslah belajar karena kesempatan hadir ketika kita siap. Kemudian, tidak ada hal yang tidak bisa dilakukan, tetapi banyak orang yang tidak mau. Cobalah mengkhayal dan bermimpi untuk membuat impian hadir dalam hidup kita.

      Saudara Ferdi Kawi sebagai host juga menyimpulkan sharing session tanggal 3 Mei 2020 dengan singkatan KMBPS yang berarti: Kita Mau Belajar Public Speaking. Untuk bisa belajar Public Speaking juga dibutuhkan huruf KMBPS:

KONTROL MINDSET
Karena kita hanya bisa mengendalikan apa yang ada dalam diri kita.
BANYAK PRAKTEK
Maka anda akan menjadi:
SUKSES



Jika ingin sharing lebih lanjut, teman-teman bisa follow Instagram ko @Suwandi_oneday.

Penulis: Melita Giovani Khoe
Editor: Sheila Mitha Kalyani dan Erwin



Go Follow!
Instagram : Cittamagz

Youtube : Cittakmbp

Tidak ada komentar:

Posting Komentar