counter

Sabtu, 30 Mei 2020

Patah Hatinya Beliau

Patah Hatinya Beliau

Cipt: Chelline Nandya

 

"Anakku, aku memang tidak pernah mengajarkanmu perihal abjad, apalagi angka karena itu tugas ibumu. Namun, bagaimana caramu bersikap adalah buah dari didikanku."

 

Gemerlap rembulan seakan menghiasi langit kala itu; kala aku diam, tidak tahu harus berbuat apa. Aku lantas mengambil teleskop, berniat menenangkan hati barang sejenak. Namun sayang, (lagi-lagi) pandanganku kosong. Padahal kupikir angkasa dapat menjadi teman bicara dan bintang dapat menemaniku dalam kekosongan yang ada. Benar, pandanganku memang benar-benar kosong, tetapi berbanding terbalik dengan pikiranku. Banyak hal yang selalu aku khawatirkan, terutama perihal beliau.

"Al, makan dahulu." suara lantang dari Ibu berhasil membawaku pada bumi tempatku berpijak. Ya, aku Alana. Perempuan biasa, dengan perawakan sederhana yang selalu berhasil membuat siapa saja tenang jika berada didekatku.

"Nanti, Bu. Alana belum lapar." sahutku pelan. Entah mengapa hari ini rasanya aku sangat tidak bersemangat melakukan apa pun dan tiba-tiba saja kepalaku benar-benar tidak bisa diajak kompromi. Karena khawatir, ibu lantas menghampiriku. Ia tersenyum sendu seraya berkata, "Kamu sudah melakukan yang terbaik, Al. Tugasmu bukan untuk membahagiakan semua orang, kamu harus ingat itu." Aku menangis, tetapi air mataku tidak mau ikut luruh. Sebenarnya aku sempat penasaran, bagaimana bisa ibu selalu tahu apa yang aku rasakan bahkan apa yang aku khawatirkan. Dan bagaimana bisa ibu menguatkanku, dikala seharusnya ia yang butuh dikuatkan.

"Al tidak berhasil menepati janji pada beliau, Bu." jawabku lemah. Ibu tersenyum, tetapi kali ini senyumnya tulus. "Seperti yang pernah beliau bilang, 'Al tidak akan bisa membuat semua orang bahagia, Al cukup membuat mereka tahu bahwa hidup mereka berharga.' Al paham kan?" sahut ibu menasihati dan disusul dengan anggukan kepalaku. Kupikir ibu benar perihal itu. Aku selalu berusaha membahagiakan orang lain, tetapi sebenarnya aku lupa pada tujuan awalku melakukannya. Aku terlalu berambisi, tetapi pada akhirnya ambisi itulah yang perlahan menghancurkanku.

Aku ingat betul ketika napasnya perlahan memudar, beliau sempat berkata padaku "Anakku, aku memang tidak pernah mengajarkanmu perihal abjad, apalagi angka karena itu tugas ibumu. Namun, bagaimana caramu bersikap adalah buah dari didikanku dan aku percaya apa yang kamu lakukan adalah cara terbaikmu membahagiakan orang lain. Patah hati mereka adalah patah hatiku." Sejak hari itu, aku selalu ingin menjadi seperti apa yang beliau katakan dan lagi, aku tidak ingin mematahkan hati beliau.

Beliau yang kumaksud adalah ayahku. Seorang pria paruh baya, yang kini hadirnya hanya sekadar kenangan indah buatku dan juga ibu.

Editor: Sheila Mitha Kalyani


Go Follow!

Instagram : Cittamagz


Youtube : Cittakmbp

Rabu, 27 Mei 2020

Kesimpulan Sharing Session tentang Menghadapi COVID-19 dari Sudut Pandang Buddhis

Kesimpulan Sharing Session tentang Menghadapi COVID-19 dari Sudut Pandang Buddhis”

 

Keluarga Mahasiswa Buddhis Palembang (KMBP) pada hari Minggu tanggal 12 April 2020 mengadakan Dhammatalk secara online melalui live Instagram dengan tema “Menghadapi Covid-19 dari sudut pandang Buddhis”. Dhammatalk ini dipandu oleh Shintia dengan narasumber Romo Sulaiman.

Tujuan KMBP mengadakan Dhammatalk online ini adalah  untuk mengisi waktu ditengah pandemi serta menambah wawasan mengenai cara menghadapi Covid-19 dari sudut pandang Buddhis. Indonesia saat ini sedang berjuang melawan pandemi Covid-19 melihat semakin hari jumlah kasus positif yang terus bertambah. Dengan situasi yang kian mengkhawatirkan, pastinya sebagai umat Buddhis kita ingin mengetahui cara yang tepat dalam menghadapi Covid-19 dari pandangan agama Buddha.

Selama masa pandemi, rasa takut, khawatir dan resah, jangan dianggap sebagai hal yang negatif. Kita juga jangan terlalu optimis maupun pesimis, melainkan realistis. Seperti yang diajarkan Buddha, ekstrim kanan dan kiri tidak baik, hal yang baik adalah ketika kita mengambil jalan tengahnya.

Hal yang harus kita terapkan ketika menanggapi situasi ini adalah bekerjasama sesuai peran masing-masing. Dalam Buddhis, kunci awalnya kita harus yakin (sradha) dan mengandalkan Tri Ratna untuk mencapai pembebasan. Langkah paling utama sebelum yakin, kita juga harus mempunyai semangat saintifik. Semangat saintifik dalam agama Buddha kita kenal dengan Ehipassiko, bahwa apapun yang kita dengar dan kita lihat harus kita buktikan. Untuk itu, sebagai umat Buddha, kita harus menginterpretasikan Covid-19 ini dari keyakinan kita yang berujung pada semangat saintifik, jangan sampai melakukan praktik membuta. Secara sederhana inti ajaran Buddha itu ada 3, yaitu:

1. Jangan berbuat jahat

Terima dan jangan menyalahkan kondisi yang sedang terjadi. Selain itu, jaga mental agar tetap tenang selama pandemi ini. Dengan menakuti pikiran atau berpikir negatif, kita sudah berbuat jahat pada diri sendiri.

2. Banyak berbuat kebajikan

Kebajikan yang kita laksanakan tidak boleh tunggal dan harus mengikutsertakan konteks karuna dan prajna (belas kasih dan kebijaksanaan), seperti contoh ketika kita ingin memberikan bantuan kepada sahabat dan saudara yang terdampak pandemi Covid-19, harus didasarkan pada keterampilan, jangan sampai kita tertular virus juga. Kita harus waspada dan berhati-hati dalam melakukan suatu kebajikan.

3. Sucikan hati dan pikiran

Sebagai umat Buddha, proses menyucikan hati dan pikiran (mindfulness) dalam keseharian haruslah intesif. Sebuah contoh sederhana adalah melakukan praktik meditasi untuk mengembangkan kehidupan spiritual.


Dalam dhammatalk online ini juga terdapat beberapa pertanyaan dari audience, diantaranya:

· Dari @itsmaurinee: Bagaimana cara terbaik untuk berbagi kepada orang yang membutuhkan ketika kita tidak dianjurkan untuk keluar rumah / berkumpul?

Jawaban : Yang terpenting kita harus mengetahui data yang jelas dari tingkat RT, RW dan semacamnya. Setelah mendapatkan basis data, lebih baik kita titipkan kepada pihak yang berwenang. Banyak cara untuk menyalurkan bantuan tanpa harus keluar rumah, seperti kita titipkan kepada lembaga dan organisasi yang kredibel.

· Dari @tharissalorensya: Selain ratana sutta, apakah ada sutta lain yang dianjurkan ?

Jawaban : Ratana sutta saja sudah cukup, yang terpenting adalah kebajikan diri dan keyakinan kuat terhadap Tri Ratna. Ada baiknya setelah membaca sutta dilanjutkan dengan meditasi atau  sebaliknya, meditasi terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan membaca sutta.

· Dari @jefrycaesar : Tips untuk para pelajar yang dirumah aja agar merasa tidak bosan dan tetap produktif?

Jawaban : Pelajar tetap harus belajar walaupun dalam situasi pandemi, karena memang itu kewajiban untuk para pelajar. Seperti baru-baru ini Pak Nadiem, Menteri Pendidikan mengeluarkan program pembelajaran di Televisi Republik Indonesia (TVRI) yang kita bisa ikuti agar tidak terlalu bosan belajar dari buku. Mahasiswa pun sama, mereka juga tetap bisa mengikuti online class atau hal lain yang bersifat kreatif.

· Dari @wijayaardin: Bagaimana tanggapan romo tentang rasa takut yang timbul atas pandemi ini?

Jawaban : Kita sebagai umat Buddha tidak boleh terlalu optimis karena optimis ini secara psikologis mengarahkan orang untuk meremehkan beberapa hal seperti anak muda yang tetap berkumpul, nongkrong atau bermain di jalanan. Kemudian terlalu pesimis juga tidak baik. Untuk itu, sebaiknya kita realistis untuk melihat masalah sebagaimana adanya dan menganalisa tindakan terbaik yang bisa dilakukan. Selain berpikir realistis, meditasi dan membaca paritta dengan bersungguh-sungguh dapat mengatasi rasa takut yang timbul atas pandemic Covid-19.

· Dari @shintiaajaaa : Menurut romo apakah kinerja pemerintah sekarang sudah maksimal dalam menangani pandemi Covid-19?

Jawaban : Sudah maksimal, hanya saja masih banyak orang yang tidak mengikuti kebijakan yang ditetapkan oleh pemeritah. Untuk itu, masyarakat juga harus turut andil membantu kinerja pemerintah dengan bekerja dari rumah.

· Dari @riohuang : Bagaimana pendapat romo mengenai lockdown atau karantina wilayah dari sisi Buddhis?

Jawaban : Tidak semua hal harus dikaitkan dengan sisi Buddhis, namun jika mau lihat dari sisi Buddhis kita harus cukup skillful. Pemerintah harus punya keterampilan yang jelas. Kita sebagai umat Buddha harus mengikuti kebijakan yang ada, karena kebijakan pemerintah dibuat demi terciptanya kebaikan masyarakat.

· Dari @lifenlie : Bagaimana jika diposisi karyawan yang masih harus kerja ke kantor, disatu sisi kita ngeri ke kantor, tapi disisi lain ada kebijakan perusahaan yang mengharuskan kita ke kantor. Bagaimana pandangan romo?

Jawaban : Kondisi tersebut memang sulit. Namun hidup ini memang harus memilih. Hal ini tergantung dari pilihan individu masing-masing mau tetap ke kantor atau tetap di rumah. Masing-masing pilihan memiliki resiko tersendiri.

· Dari @weiliemabubakar : Apakah ketika membaca karaniya metta sutta dapat memberikan efek yang baik untuk pandemi ini?

Jawaban : Satu hal yang dikatakan oleh Ajahn brahm bahwa paritta apa saja yang kita bacakan adalah ajaran Buddha yang pasti akan membawa kebaikan. Tapi alangkah lebih baik lagi apabila kita paham makna dari paritta tersebut sehingga akan membuat diri menjadi lebih tenang dan nyaman.

· Dari @leonyan : Bagaimana tanggapan romo terhadap orang-orang yang tidak menghiraukan situasi ini misalnya  tetap main ke jalan dan aktivitas keluar rumah lainnya?

Jawaban : Memang kita tidak bisa memaksa orang, kita hanya bisa mengingatkan. Namun, sekarang pemerintah telah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dimana mereka akan ditegur apabila masih keluar rumah. Hal tersebut bergantung kesadaran mereka, jadi kita tidak bisa mengatur mereka.

· Dari @angelinaa_lin : Kita tahu pandemi ini membuat beberapa orang mengalami panic buying, dan banya dari mereka tertipu oleh owner yang tidak bertanggung jawab. Menurut romo bagaimana cara mengatasi panic buying ini?

Jawaban : Sangatlah tidak bijaksana apabila kita melakukan panic buying atau membeli bahan secara berlebihan, karena bisa menimbulkan kekacauan.

· Dari @antoniaarie : Bukankah rasa optimis itu baik dan mampu membangun semangat, sebatas kita tetap mengikuti saran dari pemerintah?

Jawaban : Optimis saja tidak cukup, optimis di masyarakat kita kesannya bukan optimis yang positif melainkan optimis yang meremehkan. Misalnya di Amerika mereka terlewat optimis, sehingga mereka tetap keluar rumah di masa pandemi yang membuat semakin banyak korban virus Covid-19. Tapi realistis itu penting.

Sebagai closing, Romo mengajak para audience untuk melakukan praktik meditasi. Disini romo juga menyampaikan bahwa meditasi merupakan salah satu upaya untuk menyucikan hati dan pikiran. Romo Sulaiman juga menghimbau kepada kita untuk tetap mengikuti kebijakan pemerintah demi kepentingan dan kebaikan diri sendiri maupun orang yang berada disekitar kita.

Jangan terlalu optimis, pesimis atau meremehkan suatu hal, karena kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Sebagai umat Buddhis kita tetap harus menjalankan 3 inti ajaran Buddha yaitu janganlah berbuat jahat, berbuatlah kebajikan serta selau berupaya untuk menyucikan hati dan pikiran. Jika ingin sharing lebih lanjut, teman-teman bisa follow akun instagram @girivirya_sulaiman.

 

Penulis: Shintia

Editor: Sheila Mitha Kalyani dan Erwin


Go Follow!

Instagram : Cittamagz


Youtube : Cittakmbp

Kamis, 21 Mei 2020

KMBP Donation for Covid-19

KMBP Donation

       Pandemi virus Covid-19 memberikan dampak negatif bagi masyarakat kota Palembang.  Banyak masyarakat mengeluh atas berkurangnya pendapatan yang mereka hasilkan. Mereka khawatir tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarganya karena pandemi virus Covid-19.  Atas keprihatinan terhadap keresahan masyarakat, Keluarga Mahasiswa Buddhis Palembang (KMBP) berinisiatif menyelenggarakan kegiatan galang dana untuk membantu masyarakat yang terkena dampak Covid-19 lewat “KMBP Donation”. Dana yang terkumpul dalam KMBP Donation akan dibelikan paket sembako untuk dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan. Target yang ingin dicapai dalam KMBP Donation adalah sebanyak 1.000 paket sembako , dimana setiap paket berisi:
  • Beras 3 kilogram
  • Mie Instan 5 bungkus
  • Minyak ½ kilogram
  • Gula ½ kilogram

    Pada tanggal 16 Mei 2020, KMBP Donation telah melakukan pembagian perdana tahap 1 sebanyak 100 paket sembako. Pembagian ini dilakukan dengan menggunakan 2 mobil, dimana masing-masing mobil memiliki rutenya sendiri.  Rute mobil pertama dimulai dari Jl. Angkatan 66 – Jl. Pipa Reja dan Jl. R.A. Abusamah. Rute mobil kedua dimulai dari Jl. Brigjen Hasan Kasim - Jl. Siaran dan Jl. Sako Raya .

     Terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam kegiatan ini, terutama untuk para donatur. Semoga kegiatan ini dapat memberikan berkah dan karma baik bagi kita semua. Untuk teman-teman yang membaca berita ini dan ingin ikut berdonasi bisa transfer ke Rekening BCA 1140342773 a.n. Jefry Caisar or Noviana Elben Wijaya (Harap tambahkan angka”1” di akhir nominal. Contoh: Rp 10.001). Donasi akan dibuka sampai akhir bulan Juli tahun 2020.



Berikut beberapa dokumentasi dalam pembagian kloter-1 KMBP Donation:






#SemogaPandemiCovid19SegeraBerakhir.


Penulis: Erwin
Editor: Sheila Mitha Kalyani


Go Follow!
Instagram : Cittamagz

Youtube : Cittakmbp

Selasa, 19 Mei 2020

Kesimpulan Sharing Session tentang Demam Covid-19 atau Demam Panggung

“Kesimpulan Sharing Session tentang Demam Covid-19 atau Demam Panggung”


  Keluarga Mahasiswa Buddhis Palembang (KMBP) pada hari minggu tanggal 3 Mei 2020 mengadakan sharing session secara online melalui Live Instagram dengan tema “Demam Covid-19 atau Demam Panggung”. Sharing Session dipandu oleh Ferdi Kawi dengan narasumber dari kota Jambi yang bernama Suwandi Nirmana. Tujuan KMBP mengadakan sharing session ini adalah untuk mengisi waktu luang di tengah pandemi virus Covid-19, menambah wawasan dan pengetahuan mengenai public speaking.

     Sebagian orang mungkin lebih takut pada saat berbicara di depan umum (demam panggung) dari pada demam Covid-19, mengapa? Demam panggung membuat mental menjadi gugup dan tidak berani untuk berbicara di depan umum. Kenapa kita harus belajar public speaking? Padahal kita tidak mau menjadi public speaker atau master of ceremony (MC). Untuk menjadi seorang pemimpin atau leader kita harus menguasai ilmu komunikasi yaitu public speaking dimana public speaking bukan hanya mengajarkan ilmu dasar tentang berbicara di depan umum tetapi juga cara yang dibutuhkan untuk mencapai suatu kata yaitu “sukses”. Jika ingin belajar public speaking, kuncinya adalah harus konsisten untuk terus berlatih.

   Dalam opening public speaking, terdapat berbagai macam faktor yang mempengaruhi agar opening dapat menghipnoptis audience. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah faktor suara (vocal) yang powerfull,  faktor musik supaya audience terbawa suasana dan faktor ekspresi (body language) yang semangat dan bergairah. Selain itu, cara agar materi yang dipresentasikan tetap diingat oleh audience sampai di rumah adalah dengan merangkum closing acara dengan unik dan menarik, seperti diakhiri dengan sebuah cerita, renungan atau singkatan yang mudah diingat.

     Di masa pandemi Covid-19 ini, kita bisa melakukan hal produktif dengan mulai memberanikan diri untuk belajar atau menyalurkan hobi public speaking. Cobalah untuk jangan berfokus pada sesuatu yang tidak bisa kita kendalikan, tetapi fokus pada diri sendiri dan apa yang bisa kita kendalikan. Dalam sharing session kali ini, dibuka kesempatan untuk bertanya dengan saudara Suwandi. Berikut beberapa pertanyaan yang diajukan:

· Dari @Weiliem Abubakar: Selain bercerita, adakah teknik lain yang berkesan untuk closing?
ü Selain bercerita kita dapat melakukan teknik penutupan dengan melakukan perenungan, dimana perenungan dapat masuk ke dalam hati atau mental audience. Tetapi ada resiko tersendiri yakni kita harus menguasai materi perenungan tersebut. Perenungan identik dengan suasana yang sedih atau mellow, yang mampu membuat audience terhipnotis sehingga suasana menjadi fokus.

· Dari @Mariacha_: Bagaimana caranya agar ketika berbicara tidak garing?
ü Kita harus tau siapa audience dan menyesuaikan gaya bicara terhadap audience tersebut. Contohnya: berbicara dengan anak sekolah minggu tentunya berbeda ketika menjadi MC saat acara pernikahan.

· Dari @Heriyansyahputra: Alhamdulillah gak demam Covid dan nggak demam panggung, tapi dengan adanya Covid nggak bisa manggung, gimana dong?
ü Terus berdoa agar pandemi cepat berlalu dan aktivitas manggung bisa disalurkan lewat live streaming di media sosial.

· Dari @Ferdikawi: Bagaimana cara terlihat berwibawa dan elegan ketika tampil di atas panggung?
ü Kita harus memperhatikan penampilan serta attitude agar siap berjumpa dengan orang lain. Hal ini dikarenakan attitude dapat membentuk sebuah karisma. Atittude akan terlatih seiring meningkatnya kebiasaan dan pengalaman untuk tampil di atas panggung. Orang melihat kita, 3 detik di awal dari penampilan. Ketika penampilan terlihat menarik, maka orang lain akan tertarik melihat diri kita. Kita bisa memperbaiki penampilan dengan berolahraga, nge-gym dan memperbanyak asupan makanan sehat.

· Dari @Nuckeaurelia: Bagaimana cara mengatasi nge-blank saat berbicara di atas panggung?
ü Mengingat nilai poin tentang hal yang ingin disampaikan lebih baik daripada menghafal. Sebelum tampil ada baiknya untuk melakukan pemanasan terlebih dahulu.

· Dari @Sheilamitha dan @fandi_san99: Bagaimana cara membawakan materi agar tetap menarik, hidup, interaktif, meriah dan membuat audience tidak bosan mendengarkan apa yang kita sampaikan?
ü Hal pertama adalah merasa percaya terhadap diri sendiri dan menargetkan agar audience fokus terhadap apa yang kita bicarakan. Kemudian belajarlah teknik opening yang baik dengan menggunakan material tertentu seperti uang, untuk bercerita atau memusatkan perhatian.

· Dari @Harrymargatama: Bagaimana cara mengatur presentasi kita supaya lebih interaktif?
ü Komunikasi sebaiknya terjadi dua arah, tetapi banyak public speaker yang menganggap dirinya paling pintar. Hal inilah yang membuat diskusi menjadi membosankan karena topik pembicaraan hanya seputar diri si pembicara. Saat presentasi, usahakan kita melibatkan audience dalam presentasi kita, misalnya dengan memberikan pertanyaan atau hal lain yang memancing respon audience.

     Sebagai closing statement, saudara Suwandi menghimbau kita untuk tetap fokus kepada sesuatu yang bisa kita kendalikan. Dalam dunia public speaking pun, kita tidak bisa mengendalikan audience. Jangan berharap untuk bisa mengendalikan mereka dan fokuslah kepada apa yang bisa diri sendiri lakukan. Ingat selalu kalimat “bisa karena terbiasa” karena yang paling penting adalah kebiasaan. Untuk melatih public speaking, teman-teman bisa melatih diri untuk berbicara sendiri saat waktu luang. Teruslah belajar karena kesempatan hadir ketika kita siap. Kemudian, tidak ada hal yang tidak bisa dilakukan, tetapi banyak orang yang tidak mau. Cobalah mengkhayal dan bermimpi untuk membuat impian hadir dalam hidup kita.

      Saudara Ferdi Kawi sebagai host juga menyimpulkan sharing session tanggal 3 Mei 2020 dengan singkatan KMBPS yang berarti: Kita Mau Belajar Public Speaking. Untuk bisa belajar Public Speaking juga dibutuhkan huruf KMBPS:

KONTROL MINDSET
Karena kita hanya bisa mengendalikan apa yang ada dalam diri kita.
BANYAK PRAKTEK
Maka anda akan menjadi:
SUKSES



Jika ingin sharing lebih lanjut, teman-teman bisa follow Instagram ko @Suwandi_oneday.

Penulis: Melita Giovani Khoe
Editor: Sheila Mitha Kalyani dan Erwin



Go Follow!
Instagram : Cittamagz

Youtube : Cittakmbp

Kamis, 14 Mei 2020

Hentikan penyebaran Virus COVID-19 dengan aplikasi Peduli Lindungi

Hentikan penyebaran Virus COVID-19 dengan aplikasi Peduli Lindungi


       Kementerian Kesehatan pada tanggal 12 Mei telah menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Palembang dalam rangka percepatan penanganan corona virus disease 2019 (COVID-19) karena menimbang penyebaran virus yang signifikan disertai dengan transmisi lokal di wilayah kota Palembang. Untuk kalian yang masih harus bekerja di luar rumah, waspada akan lingkungan sekitar adalah hal yang utama. Salah satu alat untuk menjaga diri dari virus Covid-19 adalah aplikasi Peduli Lindungi.
   Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan, Kementerian Badan Usaha Milik Negara dan Badan Penanggulangan Bencana Nasional membuat sebuah aplikasi untuk melacak dan menghentikan penyebaran virus Covid-19 yaitu aplikasi Peduli Lindungi. Aplikasi tersebut diluncurkan sebagai usaha menangkal penyebaran virus Covid-19 di Tanah Air. Aplikasi ini mampu memantau pergerakan pasien Covid-19 yang telah dinyatakan positif, sebagai Orang Dalam Pemantauan (ODP) maupun Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Bahkan, aplikasi sederhana ini mampu memantau pasien positif Covid-19 yang masuk kategori orang tanpa gejala (OTG).
         Aplikasi Peduli Lindungi bekerja sama dengan operator seluler dan bekerja sebagai alat tracing, tracking dan fencing (memonitor jejak orang-orang yang menggunakan aplikasi selama 14 hari kebelakang, pemberian notifikasi bila pengguna berada di zona merah, serta peringatan untuk tetap di rumah (tempat isolasi)). Aplikasi ini dapat melindungi diri pengguna, keluarga, dan orang terdekat lainnya. Aplikasi Peduli Lindungi mengandalkan partisipasi masyarakat untuk menghentikan penyebaran Covid-19 dengan cara membagikan data lokasinya saat bepergian agar penelusuran riwayat kontak dengan penderita Covid-19 dapat dilakukan.

· Cara menggunakan aplikasi Peduli Lindungi adalah sebagai berikut:
  1. Unduh aplikasi di pedulilindungi.id, Play Store atau Apps Store.
  2. Buka aplikasi Peduli Lindungi yang telah terunduh.
  3. Pahami apa yang ditampilkan oleh aplikasi tersebut, kemudian pilih 'Lanjut'.
  4. Pilih 'Jadi Partisipan'.
  5. Isilah Nama Lengkap dan Nomor Telepon.
  6. Pilih 'Next', yang terletak di sebelah kanan atas.
  7. Masukkan kode One Time Password (OTP) yang telah dikirim ke nomor telepon.
  8. Pilih 'Next".
  9. Baca persetujuan, kemudian pilih 'Next' lagi.
  10. Pendaftaran akun telah selesai.
  11. Pastikan Bluetooth ponsel kalian selalu dalam keadaan menyala.
  12. Selanjutnya, aplikasi ini akan mengidentifikasi orang-orang yang pernah berada dalam jarak dekat dengan orang yang dinyatakan positif Covid-19 atau PDP dan ODP.

      Sebanyak dua juta pengguna telah mengunduh aplikasi yang diluncurkan sejak bulan Maret ini. Aplikasi ini sudah teruji aksesnya dan dinyatakan aman. Data pengguna akan dijaga kerahasiaannya dan dihapus setelah pandemi selesai. Semakin banyak yang mengunduh aplikasi ini berarti semakin mudah pula kalian mengetahui keamanan lingkungan sekitar agar dapat terhindar dari penularan virus Corona.

Di bawah ini ada tambahan quote yang menggambarkan kesehatan sebagai hal yang penting:

Kesehatan adalah hadiah terbesar, rasa puas adalah kekayaan terbesar, teman yang bisa dipercaya adalah saudara terbaik, pikiran yang terbebas adalah berkah terbesar
- Buddha


Sumber: www.Metrotvnews.com; Tekno.kompas.com
Penulis: Cessy Adelya
Editor: Sheila Mitha Kalyani dan Erwin



Go Follow!
Instagram : Cittamagz

Youtube : Cittakmbp



Minggu, 10 Mei 2020

Resep Roti Panggang Isi

MASAK YUK!

      Selama dirumah saja, banyak kegiatan yang dapat dilakukan, seperti mengakrabkan diri dengan keluarga, mengembangkan hobi, serta melakukan hal-hal baru yang positif seperti memasak. Memasak adalah hal yang menyenangkan karena mampu mengembangkan keterampilan dan membuat perut menjadi kenyang. Makanan yang kita masak sebaiknya tidak hanya mempunyai rasa yang enak tetapi juga sehat bagi tubuh.
     Disebutkan dalam Pancasila Buddhis, kita sebaiknya bertekad untuk menghindari pembunuhan makhluk hidup. Hal ini dapat meningkatkan cinta kasih dalam kehidupan kita. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan bervegetarian. Karena vegetarian juga mendukung kesehatan. Vegetarin pun harus dilakukan secara benar dengan menyeimbangkan gizi dengan asupan sayur dan buah-buahan. Juga ada banyak jenis vegetarian seperti yang dilansir dari mermuda.com, diantaranya:
  • Vegan: Tidak mengonsumsi hasil dari produk hewani maupun olahannya (susu, madu, keju) sama sekali.
  • Lacto Vegetarian: Tidak mengonsumsi semua jenis daging (daging merah, unggas (kelompok burung) ataupun ikan) tetapi mengonsumsi produk susu seperti susu sapi, keju dan yoghurt.
  • Ovo Vegetarian: Menghindari semua jenis daging beserta produk susu, tetapi mengonsumsi telur.
  • Lacto-Ovo Vegetarian: Menghindari semua jenis daging, tetapi masih mengonsumsi produk susu dan telur.
  • The Pollotarian: Tidak mengonsumsi daging merah dan ikan, tetapi mengonsumsi daging unggas.
  • Pescetarian: Tidak mengonsumsi daging ikan atau makhluk hidup perairan lainnya.
  • Flexitarian: Umumnya mengonsumsi produk nabati dengan sesekali mengonsumsi produk hewani.

     Nah, kali ini Citta akan memberikan rekomendasi makanan yang mudah dimasak dan dimakan oleh teman-teman yang bukan Vegan. Menu makanan sederhana dan enak yang akan dimasak hari ini adalah “Roti Panggang Isi”. Roti yang bahan utamanya gandum memiliki banyak manfaat untuk tubuh, salah satunya sebagai sumber karbohidrat yang bisa membuat kita tetap kenyang dan tidak kehabisan tenaga saat beraktivitas. Manfaat lain dari roti tawar seperti yang dikutip dari www.pidjar.com adalah sebagai berikut:
  1. Baik untuk kesehatan tulang
  2. Mencukupi kebutuhan vitamin
  3. Menurunkan berat badan
  4. Menjaga kesehatan kulit

Langsung saja, berikut bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat Roti Panggang Isi:
  • 2 lembar roti tawar
  • 1 butir telur
  • 100 ml susu cair
  • Cokelat (secukupnya)
  • Keju (secukupnya)

     Langkah-Langkah Membuat Roti Panggang Isi:
  1. Siapkan bahan-bahan yang telah disiapkan sebelumnya.
  2. Pecahkan 1 butir telur ke dalam mangkok, kemudian tuangkan 100 ml susu cair, kocok hingga merata.
  3. Lalu, basahi roti kedalam campuran susu dan telur yang telah dikocok dalam mangkok dan ulangi untuk lembar roti kedua.
  4. Isi lembar roti yang sudah dilumuri dengan potongan cokelat dan parutan keju sesuai selera.
  5. Rapatkan roti agar isinya tidak keluar saat dipanggang.
  6. Lalu, masukkan roti yang telah diisi cokelat dan keju di atas teflon yang telah dipanaskan.
  7. Panggang roti sampai matang kurang lebih 5 menit. Ingat untuk membalikkan roti ke sisi yang lain bila warna sudah mulai kecoklatan.
  8. Roti Panggang Isi siap disajikan 😊














Penulis: Melyssa Herman
Editor: Sheila Mitha Kalyani dan Erwin

Go Follow!
Instagram : Cittamagz

Youtube : Cittakmbp