counter

Sabtu, 11 Juli 2020

Perayaan Asadha Puja 2564 BE / 2020 M

Perayaan Asadha Puja 2564 BE / 2020 M


 Keterangan Foto: Khotbah pertama Sang Buddha kepada lima orang muridnya.

Sumber fotohttps://id.wikipedia.org/wiki/Asadha_Puja

Umat Buddha merayakan hari raya suci Maha Puja Asadha yang biasanya jatuh pada bulan Juli, pada bulan purnama ke delapan penanggalan lunar yang tahun ini diperingati pada 5 Juli lalu. Hari Asadha sendiri merupakan salah satu dari empat hari besar agama Buddha dimana memiliki makna tentang peristiwa pertama kalinya Sang Buddha Gautama mengajarkan Dhamma (khotbah) kepada lima orang pertapa, yaitu Kondana, Kappa, Asajji, Bhadiva dan Mahanama. Selain itu, peristiwa Asadha Puja sendiri dijadikan penanda bahwa sangha telah didirikan di dunia, dimana pertapa Kondanna menjadi bhikkhu yang pertama ditahbiskan dengan kata-kata: ”Ehi bhikkhu!” disusul empat pertapa lainya. Sehingga saat itu, lengkaplah sudah Tiga Permata (Buddha, Dhamma, Sangha) yang tak ternilai sebagai pelindung dan pembimbing bagi para dewa dan manusia. Khotbah pertama tersebut dikenal dengan nama Dhammacakka Pavatana Sutta (Khotbah Pemutaran Roda Dhamma) di taman Rusa Isipatana di Benares. Kata Asadha sendiri merupakan kata yang berasal dari nama bulan kedelapan pada penanggalan Buddhis.

Peristiwa suci Asadha merupakan peristiwa yang mempunyai arti amat penting bahkan keramat bagi kemanusiaan. Sebab, dengan terjadinya peristiwa Asadha sampai saat ini umat Buddha masih dapat mengenal Buddha Dhamma sebagai rahasia hidup yang indah pada awal, pertengahan dan pada akhirnya. Dalam khotbah Dhammacakka Pavattana Sutta, Sang Buddha juga mengajarkan tentang Empat Kesunyataan Mulia (Cattari Ariya Saccani) yang menjadi landasan pokok Buddha Dhamma. Empat poin tersebut antara lain:

  1. Dukkha Ariyasacca, yang berarti kesunyataan mulia tentang adanya dukkha.
  2. Dukkha Samudaya Ariyasacca, yang berarti kesunyataan mulia tentang sebab dukkha.
  3. Dukkha Nirodha Ariyasacca, yang berarti kesunyataan mulia tentang akhir dukkha.
  4. Dukkha Nirodha Gamini-Patipada Ariyasacca, yang berarti kesunyataan mulia tentang jalan untuk melenyapkan dukkha.

Sang Buddha mengajarkan bahwa hidup dalam bentuk apapun adalah dukkha atau penderitaan. Umat Buddha tidak boleh menutup mata pada kebenaran tentang adanya penderitaan yang mencengkeram kehidupan ini serta harus menghadapinya dengan tabah. Selanjutnya, umat Buddha harus berusaha mencabut akar penderitaan itu, agar tidak bertumimbal lahir terus menerus. Sang Buddha mengajarkan bahwa akar atau sebab penderitaan itu adalah nafsu-nafsu keinginan rendah (tanha) yang tidak ada habis-habisnya. Tanha sendiri terdiri atas tiga jenis, yaitu :

  1. Kama tanha, yang berarti keinginan akan kenikmatan indria.
  2. Bhava tanha, yang berarti keinginan akan kelangsungan atau perwujudan.
  3. Vibhava tanha, yang berarti keinginan akan pemusnahan.

Hanya dengan terpotongnya sebab penderitaan (tanha) sampai keakar-akarnya, dukkha juga dapat dilenyapkan sehingga dapat mencapai Nibbana (kebahagiaan tertinggi). Sang Buddha mengajarkan bahwa ada satu jalan untuk membebaskan makhluk dari penderitaan, yaitu Ariya Atthangika Magga (Jalan Mulia Berunsur Delapan). Jalan yang agung dan keramat ini hanyalah satu, tetapi terdiri atas delapan unsur yang tidak dapat dipisah-pisahkan antara satu dengan yang lainnya.

 Jalan Keramat ini juga dikenal sebagai jalan tengah ( Majjhima Patipada ) karena mengindari cara hidup yang ekstrim seperti pemuasan nafsu yang serta penyiksaan diri yang berlebihan. Ariya Atthangika Magga dapat diantaranya adalah:

  • Samma Ditthi (pandangan benar)
  • Samma Sankhapa (pikiran benar)
  • Samma Vacca (bicara benar)
  • Samma Kamanta (perbuatan benar)
  • Samma Ajiva (pencaharian benar)
  • Samma Vayama (daya upaya benar)
  • Samma Sati (perhatian benar)
  • Samma Samadhi (konsentrasi benar)

Umat Buddha harus mengembangkan latihan sila (perilaku yang baik), samadhi (konsentrasi), dan panna (kebijaksanaan luhur) dalam kehidupan sehari-hari. Maha Puja Asadha dapat kita lakukan dengan menghargai, menjalankan dan mempraktekkan Dhamma yang telah dibabarkan oleh Sang Buddha. Dengan demikian, kita telah menghormati Buddha, Dhamma dan Sangha, sekaligus menjadikannya sebagai tempat berlindung yang paling aman.

 

Nama penulis: Melita Giovani Khoe

Editor: Sheila Mitha Kalyani & Erwin

 

Sumber Bacaan :

Sammagi-phala. 2015. Makna Hari-Hari SUci Agama Buddha. Dilihat di:

https://samaggiphala.or.id/naskah-dhamma/makna-hari-hari-suci-agama-buddha-2/. Diakses tanggal: 8 Juli 2020

Wikipedia. 2020. Asadha Puja. Dilihat di: https://id.wikipedia.org/wiki/Asadha_Puja. Diakses

tanggal 8 Juli 2020

Yayasan Buddhakirti. 2006. Kumpulan Naskah Dharma. Palembang


 Go Follow!

Instagram : Cittamagz

Youtube : Cittakmbp

1 komentar:

  1. TITanium Games - Titanium Tours
    TITAMDEN TACTORY. TINOHON RARE. TIONOHON RARE. titanium eyeglasses TIONOHON RARE. TIONOHON RARE. TIONOHON RARE. TIONOHON microtouch titanium trim as seen on tv RARE. micro touch titanium trimmer TIONOHON titanium hammer RARE. TIONOHON RARE. titanium engagement rings TIONOHON RARE.

    BalasHapus