Mengapa kita harus Berdana?
Kata “dana” berasal dari bahasa Pali, yaitu “dāna” yang dalam bahasa Indonesia disebut juga dengan: amal, sedekah, pemberian, atau hadiah. Sementara itu, dana dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) artinya uang yang disediakan untuk suatu keperluan. Dalam agama Buddha, berdana tidak sebatas pelengkap saja, karena istilah berdana diartikan sebagai pelepasan apa yang kita miliki (barang, uang, tenaga, waktu dan rasa aman) dengan membantu serta memberikan hal tersebut secara ikhlas kepada orang lain. Berdana sebenarnya merupakan langkah pertama dimulainya praktek perbuatan baik sekaligus benih perkembangan spiritual yang patut dilakukan. Berdana juga bermanfaat untuk mengikis keserakahan, mengurangi derita orang yang tertimpa musibah, membantu orang yang membutuhkan, sebagai ungkapan rasa terima kasih serta merupakan upaya untuk membahagiakan orang lain.
Perbuatan memberi merupakan satu langkah awal yang penting di dalam praktik Buddhis. Jika dipraktikkan tersendiri, perbuatan berdana ini merupakan landasan jasa kebajikan atau karma baik. Jika dibersamai dengan moralitas, konsentrasi dan kebijaksanaan, berdana akhirnya menghasilkan pembebasan diri dari samsara (lingkaran tumimbal lahir). Bahkan mereka yang sudah mantap di jalan pembebasan pun tetap selalu berdana, karena perbuatan ini membuahkan kekayaan, keelokan dan kegembiraan di dalam sisa hidup mereka. Para Bodhisattva melengkapi danaparami (kesempurnaan dana) sampai tingkat tertinggi yakni dengan rela memberikan anggota tubuh dan kehidupan mereka untuk membantu mahluk-mahluk lain.
Kegiatan berdana tidak membatasi siapa saja yang boleh memberi dan dimana saja tempat untuk berdana karena semua orang memiliki kesempatan yang sama, dapat memberikannya kepada penerima yang paling pantas serta dapat memilih dana yang paling sesuai baginya. Berdana yang baik dapat dilakukan dengan 8 cara yaitu:
- Berdana barang yang bersih. Berdana yang dilakukan dengan cara yang benar dan tidak bertentangan dengan Dhamma. Contohnya: jangan berdana untuk diingat orang lain atau berdana dari hasil uang yang bukan jerih payah kita sendiri (hasil mencuri). Berdana lebih baik dilakukan secara diam-diam agar dapat melepaskan pikiran dari kekotoran batin.
- Berdana barang yang baik. Selain cara yang benar, barang yang kita danakan, dapatnya juga masih bisa digunakan oleh penerima. Janganlah berdana barang yang kita sendiri sudah tidak bisa digunakan.
- Berdana barang yang tepat tiba. Misalnya ingin berdana makanan untuk para bhikkhu, maka waktu yang tepat adalah sebelum tengah hari.
- Berdana barang yang layak untuk penerima. Barang yang layak bukan hanya barang yang bagus, tetapi juga barang yang pantas digunakan oleh penerima. Misalnya berdana baju yang meskipun baru, tetapi jika diberikan kepada para bhikkhu, baju tersebut menjadi barang yang tidak layak untuk penerima.
- Berdana barang dengan bijaksana, yaitu melihat manfaatnya bagi penerima. Kita harus memikirkan ulang apakah dana yang kita berikan, membuat orang yang menerima dana semakin maju atau semakin baik.
- Berdana secara tetap. Berdana secara rutin atau tetap akan membuat karma buruk kita menjadi berkurang. Ibarat sebilah pisau yang diasah setiap saat, maka pisau itu akan terbebas dari karat.
- Berdana dengan pikiran yang tenang. Hendaknya berdana dilakukan dengan tulus dan tanpa pamrih, karena pamrih akan membuat pikiran menjadi gelisah.
- Mempertahankan batin agar tetap bahagia setelah berdana. Ciptakanlah keadaan batin yang menyenangkan sebelum berdana, pada saat menyerahkan dana, dan setelah berdana agar kebahagiaan hati meningkat. Jangan pernah menyesal setelah berdana.
Seperti halnya semua perbuatan baik, berdana akan memberikan kebahagiaan pada kita di masa depan, sesuai dengan hukum karma (sebab-akibat) yang diajarkan oleh Sang Buddha. Berdana menghasilkan manfaat dalam kehidupan sekarang dan kehidupan yang akan datang. Apalagi ketika niat itu dibarengi dengan pemahaman, kita dapat dengan pesat meningkatkan jasa kebajikan yang diperoleh lewat pemberian yang kita lakukan.
Penulis Artikel : Cessy Adelya
Editor : Sheila Mitha Kalyani & Erwin
Sumber Bacaan :
Bodhi, Bhikkhu, dkk. Mengapa Berdana.
Dilihat di: https://samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/mengapa-berdana/ . DIakses tanggal: 12 Juli 2020
Santadhiro, Bhikkhu. 2015. Cara Berdana Yang Mendatangkan Manfaat Besar. Dilihat di:
http://www.dhammacakka.org/?channel=ceramah&mode=detailbd&id=572. Diakses tanggal: 12 Juli 2020
Thera, Bhikkhu Thitavamso. 2018. Pengertian Pemberian dalam Agama Buddha. Dilihat di:
https://analisadaily.com/berita/arsip/2018/12/6/659533/pengertian-pemberian-dalam-agama-buddha/ . Diakses tanggal: 12 Juli 2020
PilMotivasi. 2016. Bagaimana Cara Berdana dengan Baik Menurut Buddha?. Dilihat di:
http://pilmotivasi.blogspot.com/2016/08/bagaimana-cara-berdana-dengan-baik.html. Diakses tanggal: 12 Juli 2020
Go Follow!
Instagram : Cittamagz
Youtube : Cittakmbp