- Aku bertekad melatih diri menghindari pembunuhan makhluk hidup Pāṇatipātā Veramaṇi Sikkhāpadaṁ Samādiyāmi
- Aku bertekad melatih diri menghindari pengambilan barang yang tidak diberikan Adinnādānā Veramaṇi Sikkhāpadaṁ Samadiyāmi
- Aku bertekad melatih diri menghindari perbuatan asusila Kāmesu micchācārā veramaṇī sikkhāpadaṁ samādiyāmi.
- Aku bertekad melatih diri menghindari ucapan bohong Musāvādā Veramaṇi Sikkhāpadaṁ Samādiyāmi
- Aku bertekad melatih diri menghindari minuman keras, barang madat yang menyebabkan lemahnya kesadaran Surāmeraya Majjapamādaṭṭhānā Veramaṇi Sikkhāpadaṁ Samādiyāmi
- Setiap orang tidak ingin menderita Setiap orang tidak ingin menderita tetapi menginginkan kebahagiaan. Bila kita tidak ingin menderita, janganlah membuat orang lain menderita. Hal ini merupakan landasan utama dalam pembentukan Pancasila Buddhis
- Aku bertekad… Bila bahasa Pali dalam Pancasila Buddhis diartikan ke Bahasa Indonesia, kelima isinya akan diawali dengan “Aku bertekad”. Yang menjadi bagian penting di sini adalah “Aku” dan “tekad”. Aku berarti semua hal dimulai dari diri sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Tekad adalah kekuatan untuk melaksanakannya.
- Melatih diri Semua isi Pancasila Buddhis menggunakan kata “melatih diri” yang berarti senantiasa berusaha mengembangkan diri menjadi pribadi yang lebih baik. Hal ini berarti tidak ada paksaan untuk melaksanakan Pancasila Buddhis, semua bergantung pada diri sendiri. Namun, jangan dijadikan alasan untuk sengaja melanggar, dengan mengerti apa yang baik dan tidak baik diharapkan kita lebih bijaksana dalam bertindak dan melaksanakan Pancasila Buddhis secara bertahap hingga semakin sempurna dalam pelaksanaannya.
- Konotasi Pasif dan Aktif Semua atruan dalam Pancasila Buddhis menggunakan kata “menghindari” yang diikuti tindakan- tindakan buruk yang merupakan bentuk pelanggaran terhadap sila. Hal ini berarti Pancasila Buddhis bersifat pasif-aktif yaitu pasif dengan menghindari segala tindakan- tindakan tersebut sekaligus aktif melakukan kebajikan dengan menunjang tidak terjadinya tindakan- tindakan yang melanggar sila .
“Dan para perumah tangga,
ada lima keuntungan dari seseorang yang bermoralitas baik dan yang berhasil
dalam moralitas. Apakah lima ini?"
Pertama, karena penuh perhatian terhadap tugas- tugasnya, ia memperoleh keuntungan dan kekayaan. Kedua, ia memperoleh reputasi baik karena moralitas dan perbuatan baiknya. Ketiga, kelompok apapun yang ia datangi, apakah Khattiya, Brahmana, perumah tangga atau petapa, akan melakukannya dengan penuh keyakinan dan penuh percaya diri. Keempat, ia meninggal dunia dengan tenang dan tidak bingung. Kelimat, setelah meninggal dunia, saat hancurnya jasmani, ia muncul di alam yang baik, di surga. Ini adalah lima keuntungan dari seseorang yang bermoral baik, dan yang berhasil dalam moralitas” Digha Nikaya 16 (1.24)
Penulis : Prilly Emerald Paramitha
Editor : Chelline Nandya
Sumber
Bikkhu Uttamo. Penerapan Pancasilla Buddhis dalam Kehidupan Sehari-hari. 2017.
https://majalah-hikmahbudhi.com/ Diakses pada 13 Juni 2021
Pancasila Buddha. 2018. http://p2k.itbu.ac.id/ Diakses pada 13 Juni 2021
Tidak ada komentar:
Posting Komentar