Sumber foto: Humas KMBP |
Hari Sabtu (8/2) muda mudi Keluarga Mahasiswa Buddhis Palembang (KMBP) melakukan perayaan Magha Puja di Vihara Samanta Bhadra Palembang. Lantas, apa itu perayaan Magha Puja?
Magha Puja adalah hari raya agama Buddha yang memperingati peristiwa pertemuan antara Sang Buddha dengan para arahat di Veluvana Arama di kota Rajagaha. Peristiwa ini terjadi di bulan Magha (sekitar bulan Februari atau Maret di kalender Masehi). Hari
raya ini diperingati pada bulan purnama tiap bulan ketiga pada kalender
Buddha. Bertepatan dengan 15 hari setelah tahun baru Imlek (Cap Go) yang pada
malam harinya disertai bulan purnama (bulan penuh). Peristiwa Magha Puja setiap tahunnya diperingati dengan
tujuan untuk mengenang dan merenungkan peristiwa agung yang terjadi pada bulan
Magha.
Perayaan hari Māgha Pūjā sangat istimewa karena didasari pada kisah ketika sang Buddha berada
dalam sebuah pertemuan dengan 1250 Bhikkhu Arahat yang
telah ia tahbiskan secara langsung. Menurut cerita, pertemuan ini terjadi tepat sepuluh bulan setelah sang Buddha menggapai
pencerahan. Selain itu, diceritakan bahwa pertemuan ini diberkahi oleh empat faktor (Cāturaṅga Sannipāta), yakni:
- Sebanyak
1250 murid menghadiri
pertemuan tersebut tanpa adanya perintah sama sekali.
- Semua murid yang
menghadiri pertemuan tersebut adalah arhat.
- Semua murid yang
menghadiri pertemuan tersebut sudah ditahbiskan secara langsung oleh sang Buddha.
- Pertemuan itu terjadi saat hari bulan purnama di bulan Māgha.
Pada kesempatan agung
itu, Sang Buddha menerangkan prinsip-prinsip ajaran yang disebut Ovada Patimokkha. Isi dari Ovada
Patimokkha itu sama dengan syair yang tercantum dalam kitab suci Dhammapada bab XIV ayat
183, 184, dan 185 yaitu sebagai berikut :
- Janganlah berbuat kejahatan,Perbanyak perbuatan baik,
Sucikan hati dan pikiran,
Inilah ajaran para Buddha. - Kesabaran adalah praktik bertapa yang paling tinggi.
- Nibbana adalah yang tertinggi, begitulah sabda para Buddha.
- Dia yang masih menyakiti
orang lain,
Sesungguhnya bukanlah seorang pertapa (samana). - Tidak menghina, tidak
menyakiti,
Mengendalikan diri sesuai dengan peraturan,
Makanlah secukupnya,
Hidup di tempat yang sunyi,
Dan giat mengembangkan batin nan luhur,
Inilah ajaran para Buddha.
Upacara pemujaan biasanya terdapat prosesi pemujaan (dupa, lilin, air, dan bunga)
di depan altar. Pada upacara Magha Puja, dilakukan pembacaan Magha Puja Gatha
dan Paritta khusus Ovada Patimokkhadipatha dalam bahasa Pali secara
bersama-sama atau dilakukan pembacaan salah satunya. Selanjutnya, dilakukan
puja bakti, meditasi, nyanyian Buddhis dan dhammadesana oleh bhikkhu sangha mengenai makna
peringatan Magha Puja dan terkadang juga melepaskan
hewan dari penahanan. Peristiwa Maggha sangat bersejarah dan masih sering diperingati oleh umat Buddha, khususnya dari aliran selatan. Patimokkha ini sering dikatakan sebagai jantung ajaran agama Buddha. (By: Yenny. S)
Sumber :
Buku Kunpulan Naskah Dharma Edisi 3 dari Yayasan Buddhakirti Palembang
https://samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/makna-hari-hari-suci-agama-buddha-2/
---------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------
Go Follow!
Instagram: Cittamagz
Youtube: Cittakmbp
---------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------
Go Follow!
Instagram: Cittamagz
Youtube: Cittakmbp
Tidak ada komentar:
Posting Komentar